Aldidud.

Open Your Mind!

Stats



Thanks for visited

Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

No comments

PERENCANAAN PENULISAN KARANGAN ILMIAH

(image from: en.wikipedia.org)

A. Pemilihan Tema atau Topik

Pemilihan topik merupakan hal terpenting dalam penulisan ilmiah, karena pemilihan topik menentukan batasan-batasan isi atau permasalahan yang akan dibahas selanjutnya. Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
- Topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji.
- Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit.
- Topik yang dipilih sesuai dengan mminat dan kemampuan penulis.
- Topik yang dikaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau berkaitan dengan profesi.

B. Pembatasan Masalah

Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup dan terbatas sehingga tulisannya dapat terfokus. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan :
-  Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
-  Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
-  Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).

C. Pemilihan Judul

Pemilihan judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuag penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca, judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan digarap.
Judul tidak sama dengan topik. Di dalam karya ilmiah, judul harus tepat menunjukkannya topiknya. Penentuan judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut:
1. Harus bebentuk frasa
2. Tanpa ada singkatan atau akronim
3. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi
4. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan
5. Menarik perhatian
6. Logis dan sesuai isi

D. Menentukan Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan yaitu menyampaikan maksud dari penulisan karya ilmiah atau penelitian yang akan di buat, sehingga pembaca dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari karangan ilmiah tersebut. Namun kita harus seksama, sering kali penulis memberikan tujuan yang sangat luas sehingga topik yang dibahas keluar dari apa yang sudah dibataskan.

E. Menentukan Variabel Penelitian

Tugas peneliti adalah mencari hubungan yang menarik dan penting, yang menerangkan maslah yang diamati. Hubungan tersebut dikaitkan dengan teori dan hasil penelitian orang lain, dan dirumuskan dalam bentuk hipotesa. Konsep pokok diukur dengan variabel yang diberi definisi khusus oleh peneliti, agar dapat menguji hipotesa penelitian. Penggolongan dan penyederhanaan hubungan agar mudah dimengerti. Mempelajari masalah, hubungan dan memilih variabel dapat menjelaskan hubungan sosial yang dianggap perlu diperhatikan. Penelitian dari orang lain, pengamatan secara akal sehat, pedoman baik menentukan variabel kontrol yang tepat.

F. Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian ilmiah disebut juga laporan penelitian atau laporan ilmiah. Laporan penelitian ialah karya tulis ilmiah yang disusun melalui tahap – tahap berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati ole para ilmuwan.
Laporan penelitian mempunyai karakteristik berikut :
1.       Disusun untuk menjawab atau memecahkan suatu persoalan.
2.       Ditulis atas dasar hasil pengamatan atau observasi.
3.       Ditulis dengan menggunakan bahasa yang lugas dan resmi.

Sistematika laporan penelitian sebagai berikut :
1)    Judul
2)    Kata pengantar
3)    Abstrak
4)    Daftar isi
5)    Daftar tabel
6)    Daftar gambar
7)    Daftar lampiran
8)    Bab pendahuluan
9)    Bab telaah kepustakaan
10)  Bab metode penelitian
11)  Bab kesimpulan dan rekomendasi
12)  Bab pembahasan hasil penelitian
13)  Daftar pustaka
14)  Lampiran – lampiran



sumber referensi:
http://fzahrah.blogspot.co.id/2013/12/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html
http://ruciantassani.blogspot.co.id/2015/11/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html
http://syahrirmdn.blogspot.co.id/2015/12/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html

No comments :

Post a Comment

Kalimat Efektif

No comments

KALIMAT EFEKTIF


Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. 
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

Tata Cara Penggunaan Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
  2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5. Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Kalimat efektif yang mengarah kepada fungsi, tujuan, topik pembicaraan dan apa yang ingin dibacarakan dinamakan kalimat efektif, maka dari itu untuk membuat kalimat efektif seperti itu perlunya tata cara penulisan atau aturan penulisan kalimat efektif dengan kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan kalimat efektif, untuk mengetahuinya mari kita lihat aturan penulisan atau tata cara penuliasannya menurut kaida-kaidah penulisan kalimat efektif seperti dibawah ini.

Aturan Penulisan Kalimat Efektif

a. Kalimat efektif ditulis dengan kaidah yang benar, yaitu :

1). Kalimat harus memiliki subjek dan predikat. kelompok kata kemudian pergi tidur bukan kalimat efektif sebab kalimat itu tidak memiliki subjek; yang ada hanya predikat dan keterangan. Begitu juga kebun luas yang pernah digarapnya bertahun-tahun sampai ia beranak bercucubelum merupakan kalimat. rangkaian itu kata sebenarnya merupakan bagian dari sebuah kalimat. Meskipun terlihat panjang, kelompok kata itu hanya memiliki subjek

2). Tidak boleh hanya berupa klausa bawahan. Karena telah berhasil mengerjakan tugas dengan baik, atau bahwa dirinyalah yang dianggap paling mampu belum merupakan kalimat. Hal ini karena kelompok kata itu hanyalah klausa bawahan.

3). Pilihan katanya harus tepat. Kalimat ia memandang orang sakit di RSCM, bukan kalimat efektif. Hal ini karena pilihan kata yang digunakan tidak tepat. Seharusnya, kata yang digunakan adalah kata menjenguk, bukan memandang, menyaksikan, atau menonton . 


b. Pesan yang dikandung harus jelas. Kalimat yang panjang dapat mengaburkan pesan. 

Referensi:

No comments :

Post a Comment

Kata dan Pilihan Kata

No comments

KATA DAN PILIHAN KATA


Pengertian Kata dan Pilihan Kata

Kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti tersendiri, yaitu kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. kata juga mengandung arti, sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti.

Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.

Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Makna Kata

Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Contohnya kata rumah yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h adalah bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu oleh bentuk kata tersebut.

A. MACAM-MACAM MAKNA

Secara umum, makna kata dibedakan menjadi:
1. Makna denotasi
Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan makna yang terdapat dalam kamus.
2. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang didasarkan atas perasaan tertentu atau nilai rasater tentu disamping makna dasar yang umum.
3. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata sebagai satuan bebas. Makna ini dapat disejajarkan dengan makna denotasi.
4. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu satuan bahasa yang dimiliki melalui proses gramatikal.
5. Makna idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usul kemunculannya. Makna ini bersifatkiasan.
Contoh:

keras kepala, yang berarti susah diatur bukan berarti kepala yang keras.

Struktur Leksikal

Yang dimaksud struktur leksikal adalah bermacam-macam relasi semantik yang terdapat pada kata. Hubungan antarkata tersebut dapat berupa: sinonimi, polisemi, homonimi, hiponimi, dan antonimi. Kelima relasi makna tersebut dapat dikelompokkan atas:
relasi antara bentuk dan makna yang melibatkan sinonimi dan polisemi; (a) sinonimi: lebih dari satu bentuk bertalian denga satu makna. (b) polisemi: bentuk yang sama memiliki lebih dari satu makna.
relasi antara dua makna yang melibatkan hiponimi dan antonimi;

Polisemi

Seperti terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin mempunyai arti lebih dari satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan, meskipun hanya sedikit atau hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam arti gramatikal masih dapat dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal. Kata-kata yang dapat memiliki bermacam-macam arti demikianlah yang disebut dengan polisemi. Poli berarti banyak, semi berarti tanda.
Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana, kata polisemi dijelaskan sebagai memiliki makna pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase, dan sebagaina dengan makna yang berbeda-beda. Misalnya:
Sumber, yang berarti: 1) Sumur, 2) Asal, 3) Tempat sesuatu yang banyak;
Kambing hitam, yang berarti: 1) Kambing yang hitam, 2) Orang yang dipersalahkan.
Kata polisemi dalam bahasa Inggris adalah polysemy atau multiple meaning.
Polisemi merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata dapat terjadi dalam suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam proses perubahan makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di samping makna baru ada pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian bahasa sehari-hari.

Homonimi

Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu kata yang mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh kenyataan lain bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna, tetapi mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama (homofon). Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja. Sedangkan dalam homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan satu kata yang mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata melainkan beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan mempunyai bentuk yang sama.

Contoh kata-kata yang berhomonim:
Bisa, ketoprak, beruang, mengerang, dan sebagainya.
Bisa, berarti: 1) dalam bahasa Jawa berarti sanggup atau dapat, 2) bahasa Melayu yang berarti racun.
Ketoprak, berarti: 1) dari Bahasa Jawa berarti sebangsa sandiwara dengan menari dan menyanyi disertai gamelan, 2) dari bahasa Jakarta berarti nama makanan terdiri dari tahu dan taoge, kecap dan sebagainya.
Beruang, berarti: 1) nama binatang buas, 2) mempunyai ruang (bentuk dasar ruang mendapatkan afiks –ber), 3) mempunyai uang (dari bentuk dasar uang mendapat afiks –ber).
Mengerang, berarti: 1) mengeluh, merintih karena kesakitan (dari kata erang mendapat afiks me-), 2) mencari kerang.

Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama nama untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih dapat dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh tersebut adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai bunyi atau ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras (1), dan teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata yang sama tulisannya.

Sinonimi

Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah artinya adalahnama lain untuk benda yang sama.

Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali berlainan.
Gorys Keraf membuat batasan sinonimi adalah suatu istilah yang dapat ditafsirkan sebagai:
1. Telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama
2. Keadaan di mana dua kata memiliki makna yang sama
Sebaliknya sinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama.
Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridaklaksana dijelaskan bahwa sinonim yaitu bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain; kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat. Walaupun umumnya yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja.

Bagaimana sinonim-sinonim itu terjadi?
1. Karena perkembangan sejarah, terutama melalui proses serapan. Pengenalan dengan bahasa asing mengakibatkan masuknya kata-kata baru yang sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa sehari-hari. Seperti kitab dan buku.
2. Karena masuknya kata-kata daerah atau dialek-dialek yang berbeda. Seperti tali dan tambang, singkong dan ketela.
3. Karena perbedaan gaya atau register. Seperti mati dan meninggal, kuat dan perkasa, bagus dan elok.
4. Makna emotif (nilai rasa) dan evaluatif dapat pula menciptakan sinonim-sinonim. Makna denotatif atau juga disebut makna kognitif, makna ideasional, makna proposisional atau makna denotasional dari kata-kata itu tetap sama seperti: gadis, dara dan perawan. Opas, kuli dan budak. Ekonomis, hemat dan irit.

Di samping itu masih ada sinonim yang bersifat kolokasional yaitu ada kata-kata yang hanya muncul dalam hubungan dengan kata tertentu. Misalnya kata belia bersinonim dengan teruna, remaja dan muda, tetapi kata yang boleh diikutinya dan didahuluinya tidak sama.

Hiponimi

Antara sebuah kata dengan kata yang lain sering terdapat semacam relasi atas dan bawah, yang dalam ilmu bahasa disebut hiponimi. Karena ada tingkat atas dan bawah, maka kata yang berkedudukan sebagai kelas atas disebut superordinat dan dikelas bawah disebut hiponim. Contohnya bunga mawar, bunga dahlia, bunga kamboja, bunga melati. Mawar, dahlia, kamboja dan melati merupakan hiponim. Sedangkan Bunga adalah superordinatnya.

Dari Kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana kita dapat memperoleh kejelasan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik. Makna generik yaitu unsur leksikal yang maknanya mencakup segolongan unsur.
Misalnya antara kucing, anjing, dan kambing di satu pihak dan hewan di pihak yang lainnya.  Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim dari hewan; hewan disebut superordinat dari kucing, anjing dan kambing; kucing, anjing dan kambing disebut ko-hiponim.

Doblet

Ada kata-kata yang benar-benar sama asal usulnya dan dalam perkembangannya lalu ada yang berbeda bentuk maupun artinya. Jikalau sepatah kata timbul dan mempunyai dua varian, kemudian varian itu diberi arti yang berlainan, maka doblet ini bisa timbul.

Misalnya sajak dengan sanjak. Jabat dengan jawat. Negara dengan negeri dan sebagainya.


Referensi:
http://elishisa.blogspot.co.id/2015/11/tugas-2-kata-dan-pilihan-kata-23.html
http://syahrirmdn.blogspot.co.id/2015/11/ucapan-dan-ejaan-kata-dan-pilihan-kata.html

No comments :

Post a Comment

Ucapan dan Ejaan

No comments

UCAPAN DAN EJAAN

Ucapan

Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.

Mengapa dikatakan bahasa kedua ?

Penyebabnya tidak lain adalah budaya / bahasa bahasa daerah asal dari masing masing individu itu sendiri.Bahasa Indonesia yang mereka ucapan merupakan hasil dari percampuran Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah mereka.Cara mengetahuinya adalah cara berbahasa(logat) orang tersebut berbicara dan biasanya terdapat beberapa kata yang bukan merupakan Bahasa Indonesia dalam ucapannya. Hal ini akan dibahas pada bagian Ejaan.

Ejaan

Secara sederhana , Ejaan sendiri dapat dikatakan sebagai Ucapan namun dalam bentuk tulisan. Dalam Bahasa Indonesia sendiri terdapat beberapa aturan dalam penulisan Ejaan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan Ejaan dalam Bahasa Indonesia.

1. Penulisan Huruf Kapital


  • Digunakan untuk mengawali kalimat yang baru

Contohnya : Danau itu sangat ramai dikunjungi warga sekitar.

  • Digunakan untuk menulis yang berkaitan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci

Contohnya : Segala sesuatu telah diatur oleh-Nya (Nya mewakilkan Tuhan).

  • Digunakan dalam penulisan nama orang , gelar , atau keagamaan

Contohnya : Agus Budi , Presiden Soekarno,  Sultan Ageng Tirtayasa

  • Digunakan dalam penulisan nama jabatan , Kota , Negara , Kabupaten , dsb

Contohnya : Presiden Republik Indonesia , Gubernur DKI Jakarta

  • Digunakan dalam penulisan nama lembaga

Contohnya : Universitas Gunadarma , Komisi Penyiaran Indonesia

  • Digunakan dalam penulisan nama orang yang diwakilkan dengan kata kata kekerabatan

Contohnya : Ayah , Ibu , Kakek , Nenek , Kakak , dsb

2. Penulisan Huruf Tebal


  • Digunakan dalam penulisan judul buku atau majalah

Contohnya : Pedoman Berbahasa Indonesia , 1001 Fakta Ilmu Psikologi

3. Penulisan Huruf Miring


  • Digunakan dalam penulisan kata kata ilmiah

Contohnya : “nama latin dari Gajah Asia adalah elephas maximus”.

4. Penulisan Partikel dan Awalan


  • Partikel dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang dirangkaikan (kalimatnya digabungkan) atau tidak dirangkaikan (kalimatnya dipisah)
  • Untuk yang dirangkaikan terdapat beberapa awalan antara lain :
  • Antar- , Contoh : Antarpulau , Antarkota , Antarbangsa
  • Maha- , Contoh : Mahasiswa,MahaKuasa,Mahaguru
  • Adi-, Contoh : Adikuasa,Adidaya,Adibusana
  • Pra-, Contoh : Prasejarah,Prasejahtera,    dan sebagainya,


·         Untuk yang tidak dirangkaikan menggunakan awalan Maha- , namun kata sambungnya sudah merupakan kata bentukan dari kata dasar sebelumnya.
Contohnya : Maha Pemurah , Maha Pengasih , Maha Mengetahui.

5. Penulisan Bilangan

·         Untuk jumlah dalam kalimat percakapan , biasanya bilangan ditulis dengan huruf , namun untuk menyatakan jumlah pasti seperti harga barang biasanya bilangan ditulis dengan angka.
Contoh : “Ibu aku mau membeli lima butir permen” (dengan huruf)
                “Total belanjaan bulan ini sebesar Rp 1.500.000,-“ (dengan angka)
·         Untuk penulisan di dalam data atau grafik , bilangan wajib ditulis dengan angka. Apabila disertai dengan huruf biasanya dibatasi dengan tanda kurung.
Contoh : Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
·         Untuk penulisan waktu ditulis menggunakan angka dengan format jam.menit.detik , namun untuk detik jarang digunakan dan hanya digunakan pada beberapa materi.

6. Tanda Baca

Tanda titik ( . )

  • Digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat.
  • Digunakan untuk pemisah gelar ( Contoh : S.H , S.E , S.Pd , dll)
  • Dalam beberapa artikel diketahui juga digunakan dalam daftar pustaka yang rujukannya menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman.


Tanda koma ( , )

  • Digunakan sebagai jeda dalam pengucapan kalimat.
  • Digunakan untuk kata yang dihubungkan dengan kata tetapi atau namun ataupun melainkan (Contoh : Dia anak pintar,tetapi sangat angkuh)
  • Digunakan sebagai pemisah bermacam macam kata yang serupa maknanya dalam suatu kalimat (Contoh : Rotinya ada rasa coklat,vanilla,keju,dan mocca)
  • Digunakan sebagai pembatas antara kalimat artikel dengan kalimat langsung ( Contoh : Dudi berkata,”Ibu aku mau berangkat ke sekolah”).


Tanda titik koma ( ; )

  • Digunakan untuk memisahkan kalimat kalimat dalam suatu perincian
  • Dalam surat keputusan banyak digunakan untuk membatasi kalimat kalimat yang merupakan bagian dari konsideransi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.


Tanda titik dua ( : )

  • Digunakan pada kalimat yang mengandung beberapa anggota atau bagian yang diwakilkan dengan kata “ misalnya :” , “contohnya :´, atau “sebagai berikut :”
  • Banyak digunakan dalam kalimat berbentuk formula seperti biodata , atau pada surat surat , atau keanggotaan organisasi

(contohnya :
Nama         :
Kelas          :
Jabatan      : )

Tanda petik ( “ ” )

  • Digunakan untuk menunjukkan suatu kalimat unik / kata khiasan yang memiliki arti lain dari kalimat sebenarnya (Contoh : Di dekat rumahku dibangun sekolah “luar biasa” , Hidupnya sebagai “kupu-kupu” malam telah berakhir)


Tanda strip/hubung ( - )

  • Digunakan pada kata yang berulang ulang
  • Digunakan sebagai pemisah tanggal-bulan-tahun
  • Digunakan sebagai penghubung kalimat dengan angka ( Contoh : Hari ini hari ulang tahunku ke-19)
  • Digunakan sebagai penghubung huruf capital ke huruf kecil (diluar hukum huruf capital pada awal kalimat) (Contoh : Hanya kepada-Nya lah kita patut menyembah)
  • Digunakan sebagai kalimat jangkauan atau sampai dengan pada jumlah (Contoh : Tugas minggu ini ada pada halaman 20 – 22 )

referensi:

No comments :

Post a Comment

Peranan dan Fungsi Bahasa

1 comment

Peranan dan Fungsi Bahasa

I. Pengertian Bahasa

Menurut KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia)

  • (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.

Menurut Para Ahli

  • Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
  • Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.

Nah dalam arti dari pengertian bahasa tersebut, hal ini menonjolkan beberapa segi sebagai berikut:
  1. Bahasa adalah sistem. Maksudnya bahasa itu tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu.
  2. Sistem bahasa itu sukarela (arbitary). Sistem berlaku secara umum, dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak tunduk kepada satu dialek tertentu.
  3. Bahasa itu pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan tulisan itu merupakan lambang bahasa.
  4. Bahasa itu simbol. Bahasa itu merupakan simbol-simbol tertentu. Misalnya kata ”rumah” menggambarkan hakikat sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang tersebut secara proporsional.
  5. Fungsi bahasa adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jadi tidak hanya mengekspresikan pikiran saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa sedih senang dalam interaksi sosial. Dalam hal ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide.


II. Aspek Bahasa

Ada beberapa aspek dalam bahasa yaitu aspek fisik dan aspek sosial.

Aspek Fisik Bahasa

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahasa merupakan Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yangberupa lambang bunyi melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti. Maka yang dimaksud aspek fifik bahasa pada dasrnya mencakup tiga aspek. Pertama, bagaimana bunyi itu dihasilkan (aspek produksi). Kedua, Bagaimana ciri – ciri bunyi bahasa yang diujarkan (aspek akustis). Ketiga, bagaimana bunyi bahasa itu dipahami melalui indra pendengaran (aspek persepsi bunyi bahasa).

Untuk menghasilkan bunyi bahasa yang benar diperlukan alat bicara yang normal, keterampilan dan kemampuan organ alat bicara dalam melakukan artikulasi, serta kemampuan mengatur pernapasan. Perubahan proses produksi bunyi menghasilkan perubahan kualitas bunyi (aspek produksi). Sebagai akibat proses artikulasi yang berbeda pada bahasa – bahasa di dunia ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan berbagai bahasa itu pun berbeda (aspek akustis). Indra pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan konsonan yang membentuk sebuah tuturan, cepat lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh seorang penutur(aspek presepsi bunyi suara).

Aspek Sosial Bahasa

Bahasa mempunyai variasi dan memiliki ragam. Di dalam lingkungan masyarakat, ada bahasa yang digunakan dan memperlihatkan ciri keakraban atau keintiman. Bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti gue, loe, bete. Berikut termasuk ke dalam ragam intim. Ragam berikutnya dikenal sebagai ragam konsultatif, yang merupakan ragam bahasa yang digunakan pada saat guru mengajar di kelas. Cirinya berbeda dengan ragam formal atau resmi. Ragam lain adalah bahasa yang ditandai ujaran – ujaran baku dan beku sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial.


Bahasa dapat ditinjau dari tujuh aspek, yaitu:
  1. Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa susunan kata-kata yang teratur dan jika kehilangan salah satu unsur akan merubah atau merancukan sebuah arti dalam kalimat.
  2. Bahasa merupakan sistem tanda, artinya sudah ada kesepakatan atau konvensi bahwa sebuah bahasa dapat mewakili suatu hal atau peristiwa yang dipahami bersama dalam satu.
  3. Bahasa merupakan sistem bunyi karena dasar dari bahasa adalah bunyi dan tulisan merupakan aspek atau alternatif kedua yang tidak kalah pentingnya.
  4. Bahasa merupakan konvensi atau kesepakatan dari pengguna suatu bahasa.
  5. Bahasa itu produktif, artinya bahasa intensitas penggunanya sangat tinggi dan vital.
  6. Bahasa itu unik setiap bahasa mempunyi sistem yang berbeda dan beragam penamaan dan penggunaannya.
  7. Bahasa merupakan identitas suatu kelompok sosial yang menggambarkan ciri budaya.


III. Fungsi Bahasa

Dalam komunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan.  Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang digunakannya.  Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan sarana untuk kontrol sosial. 

  • Bahasa sebagai sarana komunikasi
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya : komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi budaya.

  • Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.

  • Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang – undang dan lain – lain.

  • Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia, bangga dan prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).

  • Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti. Misalnya apa yang melatar belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya, mengidentifikasi objek yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan mengamati, bagaimana hasil pengamatan,. dan apa kesimpulan.

  • Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif, deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak tersebut menjadi konkret.

  • Bahasa membangun karakter
Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa cinta. Pada tingkat yang lebih kompleks , misalnya : membuat proposal yang menyatakan dirinya akan menbuat suatu proyek, kemampuan untuk menulis suatu laporan.

IV. Ragam dan Laras Bahasa

Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. 

Jenis Ragam Bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
  1. Ragam bahasa undang-undang
  2. Ragam bahasa jurnalistik
  3. Ragam bahasa ilmiah
  4. Ragam bahasa sastra

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas :

Ragam lisan yang antara lain meliputi :
  • Ragam bahasa cakapan
  • Ragam bahasa pidato
  • Ragam bahasa kuliah
  • Ragam bahasa panggung
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
  • Ragam bahasa teknis
  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa catatan
  • Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara :
  • Ragam bahasa resmi
  • Ragam bahasa akrab
  • Ragam bahasa agak resmi
  • Ragam bahasa santai

Laras Bahasa

Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu :
  • Beku (frozen).
  • Resmi (formal).
  • Konsultatif (consultative).
  • Santai (casual).
  • Akrab (intimate).

            Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
            Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.



Referensi tulisan:

1 comment :

Post a Comment

Konflik Dalam Organisasi

No comments

Konflik Dalam Organisasi

Pengertian

Menurut wikipedia, konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Sedangkan organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.Konflik dapat menimbulkan bermacam-macam dinamika prilaku berorganisasi.

Jenis-jenis konflik:

Berikut ini adalah lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3. Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5. Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

Penyebab Terjadinya Konflik

  1. Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai.
  2. Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai.
  3. Suatu masalah yang tidak tepatan status.
  4. Perbedaan pandangan.
  5. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.

Strategi Dalam Menyelesaikan Konflik

Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
  1. Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
  2. Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
  3. Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
  4. Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.

Contoh Organisasi Yang Pernah Menghadapi Konflik

Pembabatan hutan adat di Kalimantan Tengah terus berlangsung seperti terjadi di kawasan hutan Tamanggung Dahiang di Desa Tumbang Dahui, Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan pada bulan awal Nopember 2002. Kejadian ini sebenarnya telah diketahui oleh seorang tokoh desa bernama Salin R. Ahad yang kemudian permasalahan ini dilaporkan ke Polda, Kejaksaan Tinggi, dan DPRD Propinsi Kalteng yang dianggap menginjak-injak harga diri masyarakat adat dan hukum-hukum adat setempat. Kemudian tokoh desa itu juga mengungkapkan keterlibatan oknum-oknum BPD (Badan Perwakilan Desa) yang ikut membekingi dan melakukan pembabatan hutan adat tersebut.

Kejadian yang hampir sama terjadi pada pertengahan bulan Juni 2002. 189 warga desa di wilayah Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara menuntut HPH PT. Indexim dan PT. Sindo Lumber telah melakukan pembabatan hutan di kawasan Gunung Lumut. Kawasan hutan lindung Gunung Lumut di desa Muara Mea itu oleh masyarakat setempat dijadikan kawasan ritual sekaligus sebagai hutan adat bagi masyarakat dayak setempat yang mayoritas pemeluk Kaharingan. Sebelum kejadian ini telah diadakan pertemuan antara masyarakat adat dan HPH-HPH tersebut.

Namun setelah sekian lama ternyata isi kesepakatan tersebut telah diubah oleh HPH-HPH itu dan ini terbukti bahwa perwakilan-perwakilan masyarakat adat dengan tegas menolak dan tidak mengakui isi dari kesepakatan itu.

Selain itu, konflik yang terjadi antara mayarakat desa Tumbang Dahui denga perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber disebabkan dengan hal-hal seperti berikut:
  1. Masalah tata batas yang tidak jelas dari 2 belah pihak.
  2. Pelanggaran adat yang disebabkan perusahaan tersebut.
  3. Ketidakadilan aparat hukum dalam menyelsaikan persoalan.
  4. Hancurnya penyokong antara masyarakat adat dan masyarakat hutan akibat rusak dan sempitnya hutan.
  5. Tidak ada kontribusi positif pengelola hutan dengan masyarakat adat dan masyarakat di sekitar hutan.
  6. Perusahaan tidak melibatkan masyarakat adat dan masyarakat disekitar hutan dalam pengusahaan hutan.
Seharusnya,aparat keamanan yang bertugas melindungi masyarakat bisa menindak lanjuti kedua perusahaan tersebut,karena perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber telah melanggar tentang pengelolaan hutan.Kedua perusahaan tersebt telah membabat habis hutan di kawasan gunung lumut tersebut, apalagi hutan tersebut merupakan hutan lindung. Selain itu aparat kemanan juga dapat menangkap oknum BPD tersebut, karena oknum tersebut terlibat langsung dalam kerjasama dengan kedua perusahaan tersebut. Oknum ini harusnya menghalangi tindakan kedua perusahaan tersebut dalam pembabatan hutan.
    
Agar menghindari konflik dengan masyarakat sekitar,perusahaan juga seharusnya bersikap baik dalam lingkumgan sekitar.Seperti tidak melakukan pembabatan hutan lindung. Lalu jika melakukan penebangan pohon di hutan, harus melakukan reboisasi(penanaman ulang pohon). Hormat kepada masyarakat sekitar dan adat dan berlaku, karena masyarakat Kalimantan terkenal dengan adatnya yang harus di jaga secara turun menurun. Jika hal itu dilakukan oleh perusahaan, mungkin tidak ada yang namanya konflik eksetrnal.

Solusi Mengatasi Konflik

Sebenarnya banyak cara yang dapat dilkukan untuk mengatasi konflik yang terjadi di tempat kerja. Berikut ini adalah cara-cara mengatasi konflik di tempat kerja.
Hindari sumber konflik
Setelah kita berhasil mengidentifikasi indikator konflik maka sedapat mungkin kita harus menjauhkan atau menghindari sumber konflik.

  1. Netralisasi Sikap

    Bahwa sikap memihak pada salah seorang atau golongan yang sedang berselisih akan mempertajam perselisihan konflik tersebut. Maka sikap yang paling tepat adalah netral atau tidak memihak dan bahkan diusahakan untuk menjadi mediator di dalam mengatasi konflik tersebut

  2. Mengubah Sikap

    Kemungkinan terjadinya konflik dapat disebabkan oleh sikap salah seorang anggota kelompok atau organisasi yang dirasa tidak tepat oleh anggota/kelompok lain. Jika hal ini terjadi maka kita harus cepat dan tanggap untuk mengubah sikap kita.

  3. Mengurangi Perbedaan Yang Ada

    Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah karena adanya perbedaan pandangan atau kepentingan diantara anggota organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu kita harus berupaya untuk mengurangi adanya perbedaan-perbedaan tersebut, dan bahkan sedapat mungkin mengubah perbedaan tersebut menjadi sinergi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi.

  4. Memecahkan Masalah Bersama-sama

  5. Suatu masalah akan dapat diatasi dengan baik, jika semua elemen atau pihak yang berada dalam organisasi tersebut dilibatkan dan berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan atau konflik yang terjadi. Oleh karena itu kita harus menghindari terjadinya konflik di tempat kerja, bahkan indikasi konflik hendaknya diusahakan untuk diubah menjadi kerja sama.

No comments :

Post a Comment

Investasi Bodong

No comments

Investasi Bodong

Pengertian

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Investasi bodong adalah suatu penipuan yang berkedok investasi. Alasan kondisi perekonomian membuat seseorang melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan keuntungan financial. Salah satunya adalah dengan penipuan yang berkedok investasi yang lebih dikenal dengan istilah investasi bodong.


Jenis Investasi

1.) Investasi langsung pada aset fisiknya

Kelebihannya, investor dapat mengelola sendiri asetnya. Kekurangan, memerlukan dana dalam jumlah yang cukup besar dan sebagian orang tidak memiliki waktu dan kemampuan untuk mengelola aset.
a. Properti yang disewakan (tanah/rumah kontrakan/kos/toko/ruko)
b. Kendaraan yang direntalkan
c. Emas


2.) Investasi di Pasar Keuangan

Kelebihan, bisa berinvestasi dengan dana terbatas. Sebelum kita memutuskan berinvestasi disini, sebaiknya kita meminta dan mempelajari prospektusnya terlebih dahulu.


a. Saham, perusahaan yang mengelola fisiknya

Pembagian keuntungan kepada pemegang saham disebut dividen. Pembayaran dividen ini tidak diwajibkan, manajemen perusahaan bisa memutuskan untuk menggunakan keuntungan tersebut untuk membeli aset lagi/mengembangkan perusahaan/ membayar utang perusahaan. Bisa jadi tidak ada untung sama sekali jika biaya perusahaan lebih besar daripada pendapatan. Kemungkinan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan tergantung pada kemampuan manajer perusahaan dalam menjalankan bisnis, oleh sebab itu investor harus cakap dalam menilai dan memilih perusahaan termasuk didalamnya manajemen dan prospek ke depan bisnis yang akan dibeli sahamnya.


b. Obligasi, perusahaan yang mengelola fisiknya, resiko lebih kecil dari saham

Penerbit obligasi bisa dari perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Investasi obligasi menawarkan pembayaran bunga dari penerbit obligasi sampai jangka waktu tertentu. Pemegang obligasi akan menerima pendapatan tetap dari perusahaan/lembaga pemerintah pada saat yang ditentukan dengan suku bunga yang telah disepakati. Itulah mengapa obligasi dianggap lebih rendah resikonya dari pada saham.


c. Reksadana, Manager Investasi yang memilih saham/obligasi/aset yang akan dibeli

Kendala waktu dan pengetahuan yang cukup tentang instrument investasi membuat para investor mempercayakan pengelolaan investasinya kepada Manager Investasi profesional dengan membayar fee/ongkos jasa. Manager Investasi akan memilihkan paduan instrument investasi (bisa obligasi/saham/deposito/emas) dengan persentase tertentu dalam portofolio reksadana. Selain perlu membaca prospektus tentang tipe aset, portofolio dan resiko yang terkandung didalamnya, investor perlu memilih Manajer Investasi yang profesional dan berpengalaman mengingat keahlian untuk memilih instrumen yang tepat merupakan kunci keberhasilan investasi reksadana.


d. Asuransi Unit Link, Ditawarkan oleh perusahaan asuransi jiwa

Sama halnya dengan Manajer Investasi, perusahaan asuransi jiwa mengelola dana dari nasabah untuk memilih produk investasi yang memiliki potensi untuk berkembang, baik di saham, obligasi, instrument pasar uang, produk berpendapatan tetap atau kombinasi dari produk-produk tersebut. Pada asuransi unit link, nasabah membayar premi dengan dua peruntukan, yaitu sebagai premi asuransi dan uang investasi dengan besar persentase tertentu. Dalam investasi ini, perusahaan asuransi mendapat fee dari nasabah, dan nasabah asuransi menerima sejumlah pembagian pendapatan yang berasal dari sebagian dana yang mereka investasikan. Jika terjadi klaim asuransi, perusahaan akan meneliti klaim tersebut dan memutuskan apakah akan dilakukan pembayaran terhadap klaim tersebut. Jika demikian pemegang polis akan menerima sejumlah uang pembayaran sesuai ketentuan polis. Oleh karena itu, penting untuk membaca dengan seksama pasal-pasal dalam polis asuransi.

Ciri-ciri Investasi Bodong

Banyaknya kasus invetasi bodong ini tampak dari banyaknya laporan yang diterima Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai hal ini. Karena hal ini pula, OJK meminta masyarakat agar lebih berhati-hari, dan mencermati ciri-ciri investasi bodong, saat memilih produk atau perusahaan untuk berinvestasi. Cara mudahnya adalah jangan pilih perusahaan atau produk yang tidak diawasi oleh OJK.
OJK mengungkapkan beberapa hal yang dapat Anda gunakan untuk menghindari investasi bodong atau penipuan investasi.


  1. 1.) Besar Imbalan

Saat ada produk investasi yang menawarkan keuntungan yang sangat tinggi, hal ini sangat beresiko. Karena, sumber keuntungan perusahaan investasi berasal dari bisnis tempat uang Anda diinvestasikan. Dan, setiap orang tidak akan tahu berapa besar keuntungan yang bisa didapat.

  1. 2.) Tanpa Resiko

Setiap investasi pasti mempunyai resiko. Bila ada produk atau layanan investasi tanpa resiko, hal in adalah ciri-ciri investasi bodong.

  1. 3.) Cashback untuk Merekrut Pelanggan Baru

Investasi hanya untuk Anda sendiri atau kelompok yang sudah Anda sepakati. Bila ada fitur semacam ini, artinya produk yang ditawarkan bukanlah investasi.

  1. 4.) Penggunaan Testimoni dari Pemuka Agama atau Pejabat

Bila perusahaan penyedia jasa investasi menyertakan testimoni dari orang-orang penting Anda harus berhati-hati. Apalagi, bila testimoni tersebut membuat perusahaan tersebut terlihat sangat sempurna.

  1. 5.) Kemudahan Menarik Aset Anda

Fitur yang sangat menggiurkan. Tetapi, Anda juga harus berhati-hati, karena hal ini tidak mudah untuk dilakukan.

  1. 6.) Pembelian Kembali Tanpa Pengurangan Nilai

Hal ini sangatlah tidak mungkin. Setiap barang akan mengalami pengurangan nilai setelah barang tersebut diperjual belikan. Jadi, tidak mungkin Anda akan mendapatkan harga yang sama.
Dengan 6 ciri-ciri investasi bodong diatas, diharapkan Anda tidak perlu lagi khawatir saat melakukan investasi. Investasi akan sangat menguntungkan Anda. Bila Anda mampu mengelolanya dengan baik, maka investasi tidak hanya akan menjadi tabungan untuk masa depan, tetapi juga penghasil keuntungan yang rutin. Tentunya, investasi yang harus Anda gunakan bukanlah investasi bodong.

Tips menghindari investasi bodong dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


1. Lebih teliti

Saat melakukan investasi, masyarakat harus mengetahui secara jelas dan detail dengan siapa dia berhubungan. Anda harus teliti apakah investasi tersebut ada yang mengawasi atau tidak. Jika tidak ada surat izin resmi, lebih baik urungkan niat Anda untuk berinvestasi.

2. Jangan mudah percaya

Anda tidak boleh percaya begitu saja dengan iklan atau brosur investasi yang menawarkan keuntungan yang tinggi. Cari informasi investasi yang sudah terpercaya. Anda bisa langsung bertanya ke pihak OJK agar lebih jelas.

3. Tokoh terkenal

Beberapa investasi sering mencatut nama-nama dari tokoh terkenal di Indonesia. Meskipun demikian, Anda tetap harus waspada. Karena hal ini mungkin hanya merupakan kedok saja untuk menarik investor.

4. Minta data lengkap

Selalu minta data lengkap perusahaan investasi yang akan Anda pilih. Cek apakah perusahaan tersebut sudah mendapat izin dari otoritas yang sah atau tidak. Pastikan perusahaan mempunyai lembaga yang menjamin investasi Anda.

5. Lapor ke otoritas terkait

Setiap kali menemui perusahaan investasi yang mencurigakan, segera laporkan ke otoritas terkait agar bisa diselidiki. Jangan sampai investasi Anda dibawa kabur oleh orang yang tidak bertanggungjawab.



sumber:
http://www.slideshare.net/zaenuri123/makalah-investasi-dan-pasar-modal
https://yustinarini.wordpress.com/tag/investasi-bodong/
http://www.teropongbisnis.com/teropong-ekonomi/ini-dia-6-ciri-ciri-investasi-bodong-hindari-dan-dapatkan-investasi-terbaik/
http://syahrirmdn.blogspot.com/2015/04/investasi-bodong-koperasi-langit-biru.html

No comments :

Post a Comment